Tujuan penelitian ini untuk mengkaji lebih mendasar pada pengaruh bobot telur sebagai telur tetas terhadap tingkat daya tetas dan lama tetas pada penetasan telur puyuh. Penelitian ini dilakukan di Desa Tandung, Kecamatan Tinambung, Kabupaten Polewali Mandar. Penelitian dilakukan dalam waktu 30 hari dimulai dari observasi, persiapan penelitian dan pelaksanaan penelitian. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 1 wadah mesin tetas untuk menyeragamkan suhu dan kelembaban mesin tetas. Rancangan penelitian terdiri dari 3 perlakuan yang masing-masing sampel perlakuan terdapat 10 butir telur tetas, setiap sampel memilki 3 ulangan dengan total jumlah telur sebanyak 90 butir. Kriteria perlakuan terdiri dari P1 = bobot telur tetas 9-10 g, kemudian P2 = bobot telur tetas 11 g dan P3 = bobot telur tetas 12-13 g. Telur puyuh sebagai bahan uji untuk dijadikan telur tetas yaitu telur segar yang memiliki masa simpan tidak lebih dari 1 minggu. Data dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) dengan bantuan software SPSS
versi 26, apabila terdapat pengaruh signifikan maka akan dilanjutkan uji DMRT untuk melihat perbedaan pengaruh setiap perlakuan. Hasil penelitian menunjukan bahwa bobot telur tetas yang berbeda tidak munujukan pengaruh yang nyata terhadap tingkat daya tetas dan lama tetas. Hasil analisis yang dilakukan dengan nilai signifikan (P>0,05).
The purpose of this study was to examine the effect of egg weight as a hatching egg on the level of hatchability and hatch duration in hatching quail eggs. This study was conducted in Tandung Village, Tinambung Sub-District, Polewali Mandar Regency. The study was conducted within 30 days starting from observation, research preparation and research implementation. This study uses an experimental method using a complete randomized design (RAL) with 1 container hatching machine to homogenize the temperature and humidity of the
hatching machine. The design of the study consisted of 3 treatments in which each treatment sample contained 10 hatching eggs, each sample had 3 replications with a total number of eggs as many as 90 eggs. Treatment criteria consisted of P1 = hatching egg weight 9-10 g, then P2 = hatching egg weight 11 g and P3 = hatching egg weight 12-13 g. Quail eggs as a test material for hatching eggs are fresh eggs that have a shelf life of no more than 1 Week. The Data were analyzed using Analysis of Variance (ANOVA) with the help of SPSS software version 26, if there is a significant effect, the DMRT test will be continued to see the difference in the effect of each treatment. The results showed that the weight of different hatching eggs munujukan no real effect on the level of hatchability and hatch
duration. The results of the analysis carried out with a significant value (P>0.05).