Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah cair (skim) hasil pengolahan minyak kelapa tradisional (minyak Mandar) sebagai media fermentasi dalam produksi selulosa bakteri, serta membandingkan efektivitas skim yang difermentasi dan non-fermentasi. Limbah cair skim, yang selama ini dibuang langsung ke lingkungan, mengandung senyawa organik yang berpotensi mencemari, namun juga kaya nutrisi yang dapat dimanfaatkan oleh bakteri penghasil selulosa. Metode yang digunakan melibatkan fermentasi statis menggunakan bakteri Acetobacter xylinum dengan variasi konsentrasi starter pada tiga jenis media: air kelapa (kontrol), skim fermentasi, dan skim non-fermentasi.Parameter yang diamati meliputi rendemen, ketebalan, kadar air, dan kadar serat selulosa bakteri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan skim fermentasi memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan skim non-fermentasi, dengan peningkatan signifikan pada rendemen dan kualitas selulosa bakteri yang dihasilkan. Penelitian ini menunjukkan bahwa limbah cair dari industri minyak kelapa dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku alternatif yang berkelanjutan untuk produksi selulosa bakteri, mendukung konsep zero waste serta berkontribusi
terhadap pengurangan pencemaran lingkungan dan peningkatan nilai ekonomi produk limbah.