Potensi lebah Trigona sp. di alam yang cukup besar merupakan peluang usaha yang menguntungkan bagi masyarakat atau kelompok tani yang membudidayakan lebah Trigona sp. karena memiliki beberapa keunggulan dibandingkan budidaya lebah lainnya seperti menghasilkan propolis yang banyak, teknik budidayanya lebih mudah dalam beradaptasi, madunya tidak terlalu banyak namun mempunyai khasiat yang tinggi, masa hidup lebih panjang serta tidak memiliki sengat sehingga mudah dalam proses pemeliharaan atau pembudidayaan. Selain itu, bahan sederhana dapat digunakan sebagai sarang seperti kotak kayu, potongan bambu, tempurung kelapa dan pot tanah asalkan bahan tertutup rapat. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kotak lebah Trigona sp. agar mampu membangun komponen sarang secara optimal diantaranya adalah bentuk, ukuran, serta jenis bahan baku pembuatan kotak lebah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis kayu nangka, jati putih, dan sengon sebagai bahan baku stup terhadap perkembangan bobot sarang Trigona sp. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 3 perlakuan bahan baku pembuatan stup yaitu kayu nangka, jati putih, dan sengon. Setiap jenis kayu terdiri atas 3 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 3 ulangan. parameter yang diamati yaitu bobot sarang dan di analisis menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dan uji Beda Nyata Jujur (BNJ). Hasil analisis menunjukkan bahwa Kayu Jenis Nangka lebih tinggi peningkatan bobotnya (P<0,05) dibandingkan dengan kayu jati putih dan Sengon. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa kotak sarang kayu Nangka lebih baik digunakan dalam budidaya lebah trigona jenis biroi dibanding kayu jati putih dan sengon.