Turkisebagaisalah satu negara yang berbatasan langsung dengan Eropa dan memiliki batas wilayah yang berdekatan dengan Ukraina dan Rusia. Disisi lain , Turki mempunyai kedekatan politik dan ekonomi dengan kedua Negara yang sedang berkonflik. Konflik Rusia dan Ukraina merupakan konflik yang telah berkepanjangan dan belum dapat terselesaikan sampai saat ini, keterikatan Ukraina pada NATO membuat konflik yang sebelumnya mereda kembali memanas. Namun, masih banyak negara yang berupaya mengambil sikap dengan adanya konflik ini berupa sikap netral. Penelitian ini bertujuan melihat kebijakan Netralisasi kebijakan Turki dalam Konflik Rusia dan Ukraina apalagi ditambah dengan kedekatan kedua presiden dan negara dalam berbagai mitra kerjasama. Penelitian ini menggunakan dasar konsep Kepentingan Nasional, Kebijakan Luar Negeri dan Konsep Netralisasi sebagai salah satu alat analisis untuk memahami pembahasan ini secara meluas dan menyeluruh. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan menggunakan jenis data sekunder yang kemudian dianalisa secara kualitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui buku, jurnal,analisis berita, media online dan referensi relevan lainnya. Hasil penelitian ini menjelaskan tentang Turki menjadi negara yang mengedepankan sikap netralnya lewat menjadi mediator atas alasan diplomatik, menjaga kemitraan dengan turki dan mediasi yang didasari kebijakan luar negeri serta dalam pandangan kepentingannya turki membawa beberapa kepentingan yakni kepentingan Ekonomi, Kepentingan idiologi dan kepentingan keamanan.