Bata merah merupakan suatu unsur bangunan yang diperuntukkan pembuatan
konstruksi bangunan dan yang dibuat dari tanah liat atau tanpa campuran bahan�bahan lain, dibakar pada suhu cukup tinggi hingga tidak dapat hancur lagi apabila
direndam dalam air. Abu cangkang sawit memiliki kandungan silika yang tinggi
yakni berkisar 60%. Kandungan silika yang sangat tinggi ini apabila dicampurkan
dengan tanah liat pembentuk bata merah menghasilkan kekuatan bata merah yang
lebih tinggi dan bobot bata merah yang lebih ringan. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui kekuatan batu bata dengan cara melakukan pengujian di laboratorium
sesuai dengan standar SNI 15-2094-2000. Penelitian ini menggunakan bahan
tambah abu cangkang sawit sebagai bahan perekat, dengan variasi 15%, 30% dan
45%. Cetakan benda uji yang digunakan merupakan mesin press batu bata yang
menggunakan bentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 190 mm, lebar 90
mm, dan tebal 42 mm. hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu penambahan
Abu Cangkang Sawit 15%, 30%, 45% sangat berpengaruh terhadap kuat tekan batu
bata, dimana batu bata memiliki kuat tekan yang lebih rendah di banding batu bata
tanpa campuran. Dengan nilai kuat tekan batu bata untuk variasi ACS0% pada umur
7 hari sebesar 26,55 Mpa dan pada umur 28 hari sebesar 25,17 Mpa. Untuk variasi
ACS15% pada umur 7 hari sebesar 11,8 Mpa dan umur 28 hari sebesar 11,21 Mpa.
Untuk variasi ACS30% pada umur 7 hari sebesar 3,96 Mpa dan umur 28 hari
sebesar 3,52 Mpa. Variasi. Untuk variasi ACS45% pada umur 7 hari sebesar 12,85
Mpa dan umur 28 hari sebesar 12,98 Mpa. Batu bata dengan penambahan abu
cangkang sawit memiliki daya serap yang sangat tinggi dan mempunyai kerapatan
yang sangat baik. Batu bata dengan penambahan abu cangkang sawit dan hasil
pengujian tidak memiliki kandungan garam.