Lereng merupakan bagian dari permukaan bumi yang memiliki sudut kemiringan tertentu dengan bidang datar (Horizontal). Lereng dapat terjadi secara alami ataupun karena buatan manusia dengan tujuan tertentu. Menipisnya ketersediaan lahan tanah datar mengalihkan dunia konstruksi untuk memulai memanfaatkan kondisi tanah yang memiliki kemiringan tertentu (lereng). Universitas Sulawesi Barat berdiri di kabupaten/kota Majene sejak Tahun 2008 dan menjadi negeri pada tahun 2013. Diusianya yang termasuk masih muda sangat penting untuk ditingkatkan dibagian infrastrukturnya agar system belajar mengajar efektif dan mahasiswa pun merasa nyaman. Karena di Kota Majene sendiri memiliki banyak lereng maka Kampus Universitas pun dibangun di atas lereng-lereng tersebut. dalam penelitian ini ada 2 metode analisis yang digunakan dalam menentukan kemiringan lereng: 1) Pengukuran menggunakan aplikasi citra satelit (ArcGIS) dalam menentukan dan mengklasifikasikan kemiringan lereng. 2) Pengukuran di lapangan secara langsung. Dari hasil dari penelitian maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa. Dari hasil dari penelitian maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Klasifikasi Menggunakan ArcGis di dapatkan Kemiringan lereng terndah atau datar yakni 0-8%, 8-15% diklasifikasikan dalam kategori landai. 15-25% diklasifikasikan dalam kategori agak curam, 25-45%
diklasifikasikan kedalam kategori curam dan >45% diklasifikasikan sangat curam. Perbandingan Pengukuran Secara langsung dan ArcGis Dalam pengukuran menggunakan Waterpass hanya dapat mengetahui beda tinggi lereng sebesar 2 meter. Berbanding lurus dengan secara ArcGIS menunujukkan 45% sangat curam.