Usaha peningkatan produktivitas pertanian dan ketahanan pangan, pemenuhan akan air mempunyai peranan penting. Banyak usaha yang dilakukan untuk memenuhinya, antara lain dengan pemanfaatan sumber air permukaan seperti sungai dan waduk,
disamping sumber air tanah dalam dengan sumur bor. Kehilangan air irigasi yang terjadi selama pemberian air disebabkan terutama oleh perembesan ( seepage ) di penampang basah saluran, evaporasi ( umumnya relative kecil ) dan kehilangan operasional ( operational losses ) yang tergantung pada system pengelolaan air irigasi. Menyediakan dan memberi air irigasi supaya memenuhi kebutuhan tanaman padi tidaklah sederhana karena banyak factor yang mempengaruhi cara penyediaan dan pemberian air irigasi. Permasalahan yang diangkut dalam penelitian ini berupa
ketersediaan air irigasi untuk kebutuhan tanaman padi di Desa Kabae, Kecamatan Bumal, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, dengan memperhatikan debit pada saluran serta kebutuhan air pada petak/lahan pertanian. Desain penelitian menggunakan cara mencari informasi tentang daerah irigasi
Desa Kabae, kemudian mengumpulkan data yang berhubungan dan menganalisa data sedemikian rupa untuk mendapat kesimpulan akhir. Data yang digunakan dalam analisis adalah data hidrologi yang meliputi curah hujan, evapotranspirasi, dan
kebutuhan air irigasi. Berdasarkan studi ini ketersediaan air pada saluran irigasi sudah mencukupi kebutuhan air untuk area irigasi di Desa Kabae pada saat musim kemarau, contoh
pada bulan januari ketersediaan air yang didapat sebesar 56,2 lt/dt/ha. Sedangkan kebutuhan air sebesar 0,97 lt/dt/ha untuk padi varietas biasa.