Konflik di Suriah telah menjadi konflik Internasional sejak keterlibatan AS (Amerika Serikat) yang merupakan salah satu aktor utama yang terlibat dalam upaya penyelesaian konflik tersebut. Konflik di Suriah merupakan konflik yang terjadi
antara kelompok pro Rezim Bashar dan kelompok oposisi penentang Bashar. Konflik yang terjadi di Suriah tercatat telah dimulai sejak Maret 2011 dan sampai saat ini
masih belum menemui titik terang. Konflik yang terjadi di suatu negara dapat mempengaruhi kepentingan nasional negara lain. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran AS dalam konflik Timur dengan fokus pada studi kasus intervensi
militer di Suriah pada pemerintahan Joe Biden. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Data dan informasi diperoleh melalui tinjauan literatur dan menganalisis dokumen terkait kebijakan luar negeri Amerika Serikat di Suriah pada studi kasus intervensi militer. Konsep teoritis yang digunakan meliputi teori defensif realisme, intervensi militer, dan kepentingan nasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Joe Biden hingga saat ini masih melanjutkan kebijakan yang telah dilakukan oleh Presiden AS terdahulu namun didalam
pelaksanaannya terdapat perbedaan. Kepentingan AS di Suriah termasuk menghilangkan ancaman yang ditimbulkan oleh kelompok teroris, mencegah penggunaan dan proliferasi senjata kimia, dan meringankan penderitaan jutaan warga
sipil yang hidupnya hancur akibat kombinasi perang, penindasan dan penyelesaian konflik.