Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) adalah perjanjian perdagangan bebas di kawasan Asia Pasifik. Perjanjian ini melibatkan sepertiga dari populasi dunia dan sekitar tiga puluh persen (30%). RCEP yang terdiri dari
negara maju dan berkembang berpotensi menjadi jalan dominasi negara-negara besar. Indonesia, sebagai negara dengan perekonomian terbesar di ASEAN, berada di persimpangan yang krusial dalam konteks RCEP. Ada kekhawatiran bahwa RCEP bisa menjadi alat untuk mendominasi negara-negara berkembang,
merampas kedaulatan ekonomi mereka, dan menciptakan bentuk baru dari neokolonialisme. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis posisi kedaulatan Indonesia dalam konteks kerja sama RCEP sebagai potensi bentuk kolonialisme baru. Dengan menggunakan teori dependensi dan neokolonialisme, penelitian ini akan menyelidiki dampak RCEP terhadap Indonesia dan apakah perjanjian ini mempengaruhi kedaulatan ekonomi negara ini. Tipe penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif dan menggunakan metode analisis data kualitatif dengan
menggunakan data sekunder yang diperoleh dari internet dan dokumen terkait. Penelitian ini menunjukkan bahwa RCEP mencerminkan bentuk kolonialisme baru di dalamnya. Kerja sama yang di dalamnya adalah negara maju dan negara berkembang menimbulkan adanya dependensi. Indonesia sebagai negara berkembang mengalami ketergantungan dalam sektor perdagangan, investasi dan teknologi terhadap negara-negara besar seperti China. Hal ini kemudian mengancam kedaulatan Indonesia.