Kemunculan diplomasi digital dikalangan pemerintahan dunia berawal dari revolusi industri yang ditandai dengan lahirnya platform media sosial seperti twitter, facebook dan akun-akun media sosial lainnya sehingga mengubah sebagian sistem tatanan dunia kearah digitalisasi. Presiden Republik Indonesia beserta aktor negara lainnya juga mengimplementasikan media sosial sebagai sarana diplomasi dan publikasi untuk meningkatkan nation branding Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi dan tantangan yang dihadapi oleh pemerintah Indonesia dalam menggunakan media sosial sebagai alat diplomasi digital. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif yang menjabarkan data yang diperoleh dengan menggunakan teknik pengumpulan data studi literatur melalui buku, jurnal, skripsi dan dokumen yang relevan. Kemudian dalam penelitian ini menggunakan konsep nation branding dan diplomasi digital dalam merumuskan data yang ditemukan sehingga mendapatkan kesimpulan dan hasil yang sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun hasil dari penelitian ini adalah mengetahui strategi Presiden Republik Indonesia dengan beberapa kementeriannya dalam menggunakan media sosial seperti twitter, facebook, instagram dan youtube sebagai bentuk komunikasi, diplomasi dan pemasaran pariwisata sehingga dapat meningkatkan nation branding Indonesia di tingkat lokal maupun global. Kemudian tantangan yang dihadapi antara lain yaitu, pertama hastag diplomacy yang digunakan untuk melakukan aksi protes sehingga memengaruhi pandangan publik terhadap kebijakan pemerintah. Kedua cyber crime yang mengacu pada peretasan data sehingga dapat merugikan kerahasiaan data negara. Ketiga Hoax atau penyebaran informasi yang tidak benar sehingga dapat merugikan pengguna media sosial. Hal inilah yang menjadi tantangan bagi pemerintah Indonesia dalam menggunakan media sosial sebagai alat diplomasi digital saat ini.