Mortar merupakan material konstruksi yang banyak digunakan, namun tingginya konsumsi semen berkontribusi terhadap peningkatan emisi karbon. Salah satu upaya untuk mengurangi dampak lingkungan adalah pemanfaatan limbah organik, seperti ampas teh yang diolah menjadi partikel ultrafine, sebagai bahan substitusi sebagian semen. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pengaruh penambahan ultrafine ampas teh terhadap durabilitas mortar melalui pengujian daya serap air, Half Cell Potential (HCP), dan penetrasi ion klorida. Metode penelitian dilakukan secara eksperimental dengan variasi penambahan 0%, 5%, 7,5%, dan 10% dari massa semen. Pengujian mengacu pada standar ASTM, dengan pengujian daya serap pada umur 28 dan 91 hari, HCP pada umur 7, 28, dan 91 hari, serta penetrasi ion klorida pada umur 28 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umur 91 hari, variasi 5% memberikan daya serap terendah sebesar 11,03%, lebih baik
dibanding mortar normal 11,22%, variasi 7,5% sebesar 16,16%, dan 10% sebesar 17,14%. Pada pengujian HCP, variasi 7,5% menghasilkan nilai paling baik pada umur 91 hari sebesar -52,7 mV yang termasuk kategori rendah, sedangkan variasi lain menunjukkan potensi korosi lebih tinggi. Pada uji penetrasi ion klorida, mortar normal menunjukkan nilai terendah 39,349 mm, namun di antara mortar dengan penambahan ampas teh, variasi 5% menghasilkan nilai terbaik sebesar 41,941 mm dibandingkan 7,5% sebesar 45,840 mm dan 10% sebesar 47,064 mm. Secara
keseluruhan, variasi 5% paling optimal dalam menekan daya serap air dan penetrasi ion klorida, sedangkan variasi 7,5% lebih unggul dalam menurunkan potensi korosi baja tulangan. Perbedaan hasil antar parameter menunjukkan bahwa efektivitas setiap variasi bersifat spesifik, sehingga perlu penentuan komposisi yang seimbang agar performa mortar dapat maksimal.
Mortar is a widely used construction material, yet the high consumption of cement contributes significantly to carbon emissions. One approach to reducing environmental impact is the utilization of organic waste, such as tea waste processed into ultrafine particles, as a partial cement replacement. This study aims to evaluate the effect of ultrafine tea waste addition on mortar durability through
water absorption, Half Cell Potential (HCP), and chloride ion penetration tests. The experimental method was conducted with variations of 0%, 5%, 7.5%, and 10% replacement by cement mass. Testing referred to ASTM standards, with water absorption measured at 28 and 91 days, HCP at 7, 28, and 91 days, and chloride ion penetration at 28 days. The results show that at 91 days, the 5% variation achieved the lowest water absorption of 11.03%, compared to 11.22% for the control mixture, 16.16% for the 7.5% variation, and 17.14% for the 10% variation. In the HCP test, the 7.5% variation recorded the most favorable value of -52.7 mV at 91 days, categorized as low corrosion risk, while other variations showed higher corrosion potential. For chloride ion penetration, the control mortar obtained the
lowest value of 39.349 mm; however, among mixtures with ultrafine tea waste, the 5% variation performed best at 41.941 mm, compared to 45.840 mm for 7.5% and 47.064 mm for 10%. Overall, the 5% variation was most effective in reducing water absorption and chloride ion penetration, while the 7.5% variation showed superior performance in lowering the corrosion potential of steel reinforcement. Differences across parameters indicate that the effectiveness of each variation is specific, requiring balanced composition to maximize mortar performance.