Beton merupakan material konstruksi utama yang memiliki keunggulan pada aspek kekuatan, ketahanan, dan fleksibilitas. Namun, meningkatnya kebutuhan beton menuntut inovasi pemanfaatan limbah agar lebih ramah lingkungan. Salah satu limbah yang berpotensi adalah ampas teh, karena kandungan SiO₂-nya dapat berperan sebagai material pozzolan pengganti sebagian semen. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaan ultrafine ampas teh, pasir pantai, dan air laut terhadap kekuatan dan porositas mortar. Ampas teh dihaluskan menggunakan alat grinding hingga lolos saringan 300 mesh, kemudian digunakan sebanyak 5% dari berat semen. Hasil pengujian menunjukkan bahwa penggunaan ultrafine ampas teh (A-FS-S) meningkatkan kuat tekan dibandingkan campuran normal (N-FS-S), terutama pada umur awal, yaitu peningkatan 16,84% pada umur 7 hari, 13,91% pada 28 hari, dan 9,63% pada 91 hari. Selain itu, porositas mortar A-FS-S mengalami penurunan sebesar 4,41% dari umur 28 ke 91 hari, menunjukkan peningkatan kepadatan struktur. Pengujian sorptivity dan resistivitas
juga memperlihatkan perbaikan permeabilitas, meskipun nilai resistivitas masih berada pada kategori risiko korosi tinggi. Secara keseluruhan, penggunaan ultrafine ampas teh dapat meningkatkan kualitas mortar, khususnya pada aspek kuat tekan dan porositas.
Concrete is a widely used construction material known for its strength, durability, and flexibility. However, the growing demand for concrete requires innovations toward more sustainable practices. Tea waste is a promising material due to its SiO₂ content, which can act as a pozzolanic substitute for cement. This study investigates the effect of ultrafine tea waste, beach sand, and seawater on the
strength and porosity of mortar. Tea waste was ground until it passed through a 300-mesh sieve and used as 5% replacement of cement weight. The results showed that ultrafine tea waste (A-FS-S) improved compressive strength compared to the normal mix (N-FS-S), particularly at early ages, with increases of 16.84% at 7 days, 13.91% at 28 days, and 9.63% at 91 days. Moreover, porosity of A-FS-S
decreased by 4.41% from 28 to 91 days, indicating a denser structure. Sorptivity and resistivity tests also suggested better permeability control, although resistivity values still indicated a high risk of reinforcement corrosion. Overall, the addition of ultrafine tea waste enhanced mortar performance, especially in terms of compressive strength and porosity.