Abu sekam padi merupakan limbah dari sisa pembakaran batu bata dimana saat ini limbah tersebut kurang dimanfaatkan untuk hal – hal yang penting atau berguna. Manfaat dari abu sekam padi dapat dipergunakan untuk menambah campuran beton dengan mengurangi jumlah semen. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja beton dengan abu sekam padi (ASP) sebagai bahan pengganti semen terhadap sifat mekanik dan durabilitas. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan tiga variasi campuran beton normal 0% ASP, beton dengan 10% ASP, dan beton dengan 20% ASP. Pengujian meliputi kuat tekan pada umur 7, 28, dan 91 hari, daya serap air pada umur 28 dan 91 hari, serta half-cell potential (HCP) untuk evaluasi korosi tulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa substitusi 10% ASP memberikan kinerja optimal dengan kuat tekan mencapai 25,43 MPa pada umur 28 hari, melampaui beton normal (23,31 MPa). Variasi 10% ASP juga menunjukkan daya serap air terendah dan paling stabil (4,41%) pada kedua umur pengujian. Sebaliknya, substitusi 20% ASP menurunkan kuat tekan menjadi 11,47 MPa dan meningkatkan daya serap air menjadi 11,63%. Pengujian HCP menunjukkan bahwa semua variasi memiliki risiko korosi rendah pada umur 91 hari, dengan sampel 10% ASP menunjukkan performa terbaik. Penelitian ini membuktikan bahwa ASP 10% dapat menjadi alternatif pengganti semen yang efektif untuk menghasilkan beton berkualitas tinggi dan ramah lingkungan.
Rice husk ash (RHA) is a waste product from brick burning, which is currently underutilized for important or beneficial purposes. The advantages of rice husk ash include its potential use as a partial replacement for cement in concrete mixtures. This study aims to evaluate the performance of concrete incorporating RHA as a cement substitute in relation to its mechanical properties and durability. The research was conducted experimentally with three variations: normal concrete with 0% RHA, concrete with 10% RHA, and concrete with 20% RHA. The tests included compressive strength at 7, 28, and 91 days, water absorption at 28 and 91 days, and half-cell potential (HCP) for reinforcement corrosion evaluation. The results showed that substituting 10% RHA provided optimal performance, achieving a compressive strength of 25.43 MPa at 28 days, exceeding that of normal concrete (23.31 MPa). The 10% RHA sample also exhibited the
lowest and most stable water absorption (4.41%) at both testing ages. In contrast, substituting 20% RHA reduced compressive strength to 11.47 MPa and increased water absorption to 11.63%. HCP testing indicated that all variations had a low risk of corrosion at 91 days, with the 10% RHA sample showing the best performance. This study demonstrates that a 10% RHA substitution can serve as an effective alternative to cement, producing high-quality and environmentally friendly concrete.