Karakteristik aliran di hulu bendung menunjukkan variasi debit dan kecepatan yang signifikan, berpengaruh langsung terhadap perhitungan angkutan sedimen. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa metode Shields memberikan nilai maksimum angkutan sedimen tertinggi, yaitu sebesar 7,910 m³/hari pada sampel kedua. Metode Van Rijn menyusul dengan maksimum 7,443 m³/hari, sementara metode Frijink memiliki nilai maksimum sebesar 6,243 m³/hari. Untuk nilai ratarata, metode Frijink menunjukkan hasil tertinggi, yaitu 4,482 m³/hari (sampel 1), sedangkan Van Rijn dan Shields masing-masing mencatat rata-rata sebesar 1,238 m³/hari dan 0,321 m³/hari pada sampel pertama. Dari sisi minimum, metode Frijink juga mencatat nilai tertinggi sebesar 4,558 m³/hari, jauh di atas metode Van Rijn (0,493 m³/hari) dan Shields (0,011 m³/hari). Hasil ini menunjukkan bahwa ketiga metode memiliki karakteristik perhitungan yang berbeda dan dipengaruhi oleh parameter hidraulik serta sifat sedimen di lokasi studi.
The flow characteristics in the upstream section of the weir show significant variations in discharge and velocity, which directly influence sediment transport calculations. The calculation results show that the Shields method produced the highest maximum sediment transport rate, reaching 7.910 m³/day in sample two. The Van Rijn method followed with a maximum of 7.443 m³/day, while the Frijlink method yielded a maximum value of 6.243 m³/day. For the average values, the Frijlink method showed the highest result of 4.482 m³/day (sample 1), whereas the Van Rijn and Shields methods recorded average values of 1.238 m³/day and 0.321 m³/day, respectively, in the first sample. In terms of minimum values, the Frijlink method also recorded the highest value at 4.558 m³/day, significantly higher than
Van Rijn (0.493 m³/day) and Shields (0.011 m³/day). These results indicate that the three methods have different calculation characteristics and are influenced by the hydraulic parameters and sediment properties at the study location.