Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi strategi adaptasi yang diterapkan petani dalam menghadapi perubahan iklim. Jenis penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan teknik wawancara, observasi, dan studi literatur. Metode analisis yang digunakan adalah analisis presentase dan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani bawang merah mengadopsi berbagai strategi adaptasi, seperti menggunakan varietas unggul, penampungan air/ bak penampungan, irigasi sprinkel, pengelolaan tanah serta pengendalian hama dan penyakit. Hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa petani bawang merah memiliki beberapa kekuatan (Strengths), seperti pengalaman bertani, varietas bawang merah unggul, penerapan teknologi efesien dan komunitas tani yang kuat. Namun, mereka juga menghadapi kelemahan (Weaknesses), seperti keterbatasan modal, kurangnya ketersediaan teknologi pertanian, kurangnya pelatihan atau penyuluhan terkait adaptasi terhadap perubahan iklim dan tanah yang berstruktur keras atau berkarang. Peluang (Opportunities) yang ada antara lain adalah dukungan pemerintah, permintaan pasar yang tinggi, kesadaran masyarakat akan perubahan iklim dan memanfaatkan teknologi dan informasi. Ancaman (Threats) terbesar adalah perubahan iklim ekstrem, serangan hama dan penyakit, kenaikan biaya produksi dan fluktuasi harga. Kesimpulannya, meskipun petani bawang merah di Dusun Galung Paara telah menerapkan berbagai strategi adaptasi, masih diperlukan penguatan dalam akses teknologi, peningkatan edukasi iklim, serta dukungan kebijakan yang lebih efektif untuk meningkatkan ketahanan petani terhadap perubahan iklim.