Kemajuan teknologi digital telah mendorong maraknya penggunaan media sosial sebagai platform pemasaran, termasuk dalam industri skin care. Salah satu praktik yang sering terjadi adalah penggunaan potret pribadi tanpa izin dalam promosi produk. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perlindungan hukum atas hak cipta dan hak individu terkait penggunaan potret pribadi dalam iklan skin care di media sosial, serta implikasi hukum bagi pelaku usaha yang melakukan pelanggaran. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif dengan pendekatan perundang-undangan dan analisis kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan potret pribadi tanpa izin dapat melanggar hak cipta, hak atas privasi, dan hak atas publikasi seseorang. Dalam konteks hukum hak cipta, potret pribadi yang diambil oleh fotografer memiliki perlindungan sebagai karya fotografi, sementara individu dalam foto memiliki hak eksklusif atas citra dirinya. Selain itu, regulasi perlindungan data pribadi juga mengatur bahwa setiap penggunaan identitas visual seseorang untuk kepentingan komersial
harus mendapatkan persetujuan eksplisit. Implikasi hukum bagi pelaku usaha yang menggunakan potret pribadi tanpa izin meliputi sanksi perdata dalam bentuk tuntutan ganti rugi, sanksi administratif berupa penghapusan konten atau pemblokiran akun di media sosial, serta potensi sanksi pidana dalam kasus tertentu. Oleh karena itu, penting bagi pelaku usaha untuk memastikan kepatuhan terhadap hukum hak cipta dan hak privasi guna menghindari risiko hukum serta menciptakan ekosistem bisnis yang lebih etis dan bertanggung jawab.