Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat pemahaman nahkoda kapal terhadap penggunaan alat navigasi, mengevaluasi kelengkapan alat navigasi yang tersedia, serta mengidentifikasi risiko pelayaran kapal purse seine di Lingkungan Baurung, Kabupaten Majene. Metode yang digunakan meliputi observasi dan wawancara secara langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 40% responden berada dalam kategori sangat paham (nilai 81–100%), 33% cukup paham (nilai 61–80%), dan 27% kurang paham (nilai 41–60%). Adapun tingkat kelengkapan alat navigasi menunjukkan bahwa peta laut dan echosounder tidak tersedia (0%), sementara GPS (93%), kompas (80%), radio SSB (53%), fish finder (7%), dan telepon genggam (100%) digunakan dengan variasi tingkat pemanfaatan. Risiko pelayaran yang dihadapi berada pada kategori rendah hingga sedang, dengan risiko rendah berupa gangguan navigasi dan pemadaman listrik (skor 2–3), serta risiko sedang meliputi kesalahan prosedur navigasi dan komunikasi (skor 5). Temuan ini mengindikasikan bahwa tingkat pemahaman nahkoda cenderung dipengaruhi oleh ketersediaan alat navigasi, sementara risiko pelayaran lebih bergantung pada pengalaman dan pendekatan konservatif nelayan tradisional dalam menghadapi kondisi di laut.