Gagal tumbuh pada balita yang dikenal sebagai stunting berakar pada kekurangan gizi yang terjadi secara terus-menerus yang membawa konsekuensi serius terhadap pertumbuhan tubuh dan kemampuan kognitif. Stunting tetap menjadi isu kritis yang memerlukan perhatian serius, terlihat dari data prevalensi stunting di Kabupaten Mamasa 37,6%. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara riwayat pemberian ASI eksklusif dan praktik pemberian MPASI dengan kejadian stunting. Penelitian ini menggunakan metode Cross-Sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 56 anak dengan teknik total sampling. Hasil uji chi-Square hubungan antara riwayat pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian stunting dengan nilai p-value sebesar 0,008. Dan hubungan antara waktu pemberian MP-ASI pertama dengan kejadian stunting dengan nilai p-value sebesar 0,002. hubungan antara frekuensi pemberian MP-ASI dengan kejadian stunting dengan nilai p-value sebesar 0,001. hubungan antara jenis MP-ASI dengan kejadian stunting dengan nilai p-value sebesar 0,004. Serta hubungan antara jumla asupan energi dengan kejadian stunting dengan nilai p-value sebesar 0,002. Hubungan antara jumla asupan protein dengan kejadian stunting dengan nilai p-value sebesar 0,002, tidak ada hubungan antara jumla asupan lemak dengan kejadian stunting dengan nilai p-value sebesar 0,715. Hubungan antara jumla asupan karbohidrat dengan kejadian stunting dengan nilai p-value sebesar 0,001.