Pergerakan lalu lintas pada persimpangan secara umum di ataur dengan pengaturan lalu lintas. Hal tersebut dimaksudkan untuk menciptakan keselamatan dan juga kelancaran lalu lintas pada persimpangan. Pada simpang empat ruas jalan mamuju – topoyo kec. kalukku, belum di temukan adanya pengaturan lalu lintas yang tepat. Oleh kerena itu kerap terjadi antrian dan tundaan kendaraan pada simpang tersebut karena tingginya arus lalu lintas. Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu di lakukan penelitian dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja simpang dengan indikator berupa nilai antrian dan waktu tundaan pada persimpangan tersebut. Metode yang di gunakan pada penelitian ini adalah dengan metode observasi secara langsung dan perhitungan manualserta melalukan simulasi dengan mengunakan Software vissim. Dari perhitungan dan analisa kinerja Simpang Tidak Bersinyal pada ruas jalan Mamuju – Topoyo kec. kalukku diketahui bahwa Evaluasi efektifitas pengaturan simpang berdasarkan parameter kerja simpang yang meliputi kapasitas (C) pendekat utara senilai 545 smp/jam, pendekat selatan senilai 551 smp/jam, pendekat timur senilai 946 smp/jam, pendekat barat senilai 1169 smp/jam. Derajat kejenuhan (DS) pendekat utara senilai 0,805, pendekat selatan senilai 0,820, pendekat timur senilai 1,186, pendekat barat senilai 1.036. Tundaan rata-rata (D) yang dihasilkan senilai 191,22 smp/detik dengan menggunakan metode MKJI 1997 menunjukkan bahwa tingkat kinerja simpang kurang efektif. Perubahan (setting) waktu sinyal merupakan solusi terbaik untuk meningkatkan kinerja simpang menjadi lebih efektif, bila ditinjau dari segi ekonomis karena mudah dalam perealisasian di lapangan.
Traffic movement at intersections is generally regulated by traffic arrangements. This is intended to create safety and smooth traffic at intersections. At the intersection of the fourway road section of Mamuju – Topoyo, Kalukku District, proper traffic arrangements have
not been found. Therefore, there are often queues and delays of vehicles at the intersection due to the high traffic flow. Based on these problems, it is necessary to conduct research with the aim of improving intersection performance with indicators in the form of queue
values and delay times at the intersection. The method used in this study is the direct observation method and manual calculations as well as conducting simulations using Vissim Software. From the calculation and analysis of the performance of the Unsignalized Intersection on the Mamuju - Topoyo road section, Kalukku District, it is known that the Evaluation of the effectiveness of intersection management based on intersection work parameters including the capacity (C) of the northern approach of 545 pcu/hour, the southern approach of 551 pcu/hour, the eastern approach of 946 pcu/hour, the western approach of 1169 pcu/hour. The degree of saturation (DS) of the northern approach is 0.805, the southern approach is 0.820, the eastern approach is 1.186, and the western approach is 1.036. The average delay (D) produced is 191.22 pcu/second using the 1997 MKJI method, indicating that the level of intersection performance is less effective. Changing (setting) the signal time is the best solution to improve intersection performance to be more effective,
when viewed from an economic perspective because it is easy to implement in the field.