Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keabsahan praktik pelaksanaan perjanjian gadai dirumah gadai titipan tinambung dalam perspektif KUH Perdata dan perlindungan hukum kepada pemilik handphone atas wanprestasi yang dilakukan oleh pemilik rumah gadai titipan.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum Empiris dengan pendekatan perundang-undangan dan konseptual, menggunakan bahan hukum penelitian yaitu bahan hukum primer, sekunder dan tersier. Teknik pengumpulan data dari penelitian ini adalah observasi, studi pustaka dan wawancara kepada para pihak untuk mendukung penelitian ini. Setelah dilakukan pengumpulan data maka hasil penelitian tersebut diolah dan di analisis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan Keabsahan praktik pelaksanaan perjanjian gadai dirumah gadai titipan Tinambung dalam perspektif KUH Perdata yaitu perjanjian gadai yang dibuat oleh kreditur dan debitur sah secara KUH Perdata
karena memenuhi syarat sah perjanjian yang diatur dalam pasal 1320 KUH Perdata. Namun, perjanjian gadai tersebut kehilangan kekuatan hukum dikarenakan pemilik rumah gadai melakukan wanprestasi dengan melelang barang jaminan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu dan dapat dibatalkan berdasarkan Pasal 1155 KUH Perdata. Tindakan kreditur yang melelang barang tanpa pemberitahuan kepada debitur merupakan wanprestasi dan perlindungan hukum terhadap debitur atas wanprestasi yang dilakukan oleh kreditur bisa dilakukan dengan dua mekanisme yaitu upaya hukum secara litigasi dan non-litigasi. Upaya hukum litigasi dengan cara melakukan gugatan secara perdata ke pengadilan
dengan dua jenis gugatan yaitu gugatan atas dasar wanprestasi dalam perjanjian gadai dan gugatan perbuatan melawan hukum.Upaya hukum non-litigasi dapat dilakukan dengan cara melakukan somasi dan mediasi terlebih dahulu sebelum melakukan upaya litigasi dengan mengajukan gugatan secara perdata ke pengadilan.