Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan membandingkan efektivitas metode Critical Path Method (CPM) dan Program Evaluation Review Technique (PERT) dalam manajemen penjadwalan waktu pada proyek preservasi jalan di Kecamatan Tomata, Kabupaten Morowali Utara. Latar belakang penelitian ini didasari oleh tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan proyek preservasi jalan, termasuk tingginya tingkat lalu lintas dan kerusakan jalan yang cepat, yang dapat mengganggu kelancaran transportasi dan perekonomian lokal. Metode CPM fokus pada jalur kritis yang mempengaruhi durasi proyek, sedangkan PERT lebih menekankan pada variasi durasi aktivitas. Penelitian ini mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan proyek dan membandingkan penerapan kedua metode dalam konteks preservasi proyek jalan Tomata. Analisis CPM menunjukkan jalur kritis proyek berdurasi 228 hari dengan tugas kritis seperti Mobilisasi dan pekerjaan struktural yang tidak memiliki float, sehingga keterlambatan langsung memengaruhi penyelesaian. Tugas non-kritis memiliki slack hingga 163 hari, memberikan fleksibilitas penjadwalan pada metode CPM waktu pekerjaan lebih cepat satu hari dari waktu yang telah di tentukan.
Metode PERT menghasilkan nilai Z = 1,28, menunjukkan probabilitas 89,97% proyek selesai tepat waktu, namun masih ada risiko 10,03% keterlambatan. Pemantauan intensif diperlukan untuk meminimalkan risiko dan memastikan proyek sesuai target.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan membandingkan efektivitas metode Critical Path Method (CPM) dan Program Evaluation Review Technique (PERT) dalam manajemen penjadwalan waktu pada proyek preservasi jalan di Kecamatan Tomata, Kabupaten Morowali Utara. Latar belakang penelitian ini didasari oleh tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan proyek preservasi jalan, termasuk tingginya tingkat lalu lintas dan kerusakan jalan yang cepat, yang dapat mengganggu kelancaran transportasi dan perekonomian lokal. Metode CPM fokus pada jalur kritis yang mempengaruhi durasi proyek, sedangkan PERT lebih menekankan pada variasi durasi aktivitas. Penelitian ini mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan proyek dan membandingkan penerapan kedua metode dalam konteks preservasi proyek jalan Tomata. Analisis CPM menunjukkan jalur kritis proyek berdurasi 228 hari dengan tugas kritis seperti Mobilisasi dan pekerjaan struktural yang tidak memiliki float, sehingga keterlambatan langsung memengaruhi penyelesaian. Tugas non-kritis memiliki slack hingga 163 hari, memberikan fleksibilitas penjadwalan pada metode CPM waktu pekerjaan lebih cepat satu hari dari waktu yang telah di tentukan.
Metode PERT menghasilkan nilai Z = 1,28, menunjukkan probabilitas 89,97% proyek selesai tepat waktu, namun masih ada risiko 10,03% keterlambatan. Pemantauan intensif diperlukan untuk meminimalkan risiko dan memastikan proyek sesuai target.