Terorisme adalah perbuatan kekerasan atau ancaman kekerasan yang menimbulkan suasana ketakutan atau ketakutan yang meluas.Tercetusnya ASEAN Our Eyes (AOE) merupakan langkah yang mendobrak upaya yang telah dilakukan yang selama ini hanya terjadi di level pembentukan kebijakan, belum sejauh implementasinya. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana kemampuan Asia Tenggara menghadapi permasalahan terorisme melalui kerjasama ASEAN Our Eyes? Kedua, bagaimana upaya dan hasil dalam kawasan regional Asia Tenggara setelah menerapkan ASEAN Our Eyes?. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas ASEAN dalam menanggulangi terorisme dan radikalisme melalui kerjasama AOE dan dampak terorisme setelah penerapan kerjasama AOE. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep
kejahatan transnasional dan konsep kompleks keamanan regional. Metode yang digunakan dalam menganalisa fenomena ini adalah metode penelitian kualitatif dengan memaparkan secara deskriptif sebuah peristiwa atau fenomena berdasarkan data fakta dan kesimpulan yang mendetail, dengan tekhnik pengumpulan data melalui dua metode yaitu dengan metode berbasis dokumen dan metode berbasis pencarian di laman internet.Jenis data yang digunakan yaitu jenis data sekunder, yang dimana data diambil dari dari data-data yang telah
dipublikasikan sebelumnya atau atau berasal dari studi yang lebih dahulu diteliti oleh peneliti. Proses tahapan intelijen AOE adalah tahapan perencanaan, pengumpulan, pengelolaan, dan penyampaian. Salah satu upayanya juga melalui Our Eyes Working Group. AOE telah berhasil menciptakan mekanisme berbagi intelijen yang lebih terkoordinasi di antara negara-negara anggota ASEAN. Keberhasilan ini ditandai oleh terbentuknya ASEAN Our Eyes Working Group (AOEWG), pelaksanaan pelatihan rutin bersama aparat keamanan, serta
peningkatan deteksi dini terhadap pergerakan Foreign Terrorist Fighters (FTF). Namun demikian, AOE juga menghadapi sejumlah tantangan krusial. Perbedaan kapabilitas intelijen antarnegara, sensitivitas terhadap kedaulatan data nasional, dan keterbatasan kepercayaan politik menjadi hambatan utama dalam integrasi penuh sistem ini. Selain itu, belum adanya kerangka hukum regional yang mengikat membuat koordinasi AOE masih bersifat sukarela dan bergantung pada komitmen politik masing-masing negara.Tantangan dari AOE sendiri adalah Perbedaan Kapasitas dan Teknologi Intelijen antar negara, isu kepercayaan antar negara dan prinsip Non Intervensi.