Beton berpori merupakan inovasi material konstruksi yang memiliki pori-pori besar, sehingga memungkinkan air untuk meresap dan mengurangi risiko banjir serta efek pulau panas di perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah cangkang sawit (CS) sebagai bahan tambahan agregat kasar dalam pembuatan beton berpori yang ramah lingkungan. Dalam penelitian ini, menggunakan cangkang sawit pada pembuatan beton berpori. benda uji berbentuk silinder dengan diameter 10 cm dan tinggi 20 cm. Penelitian ini menggunakan 8 benda uji silinder dan 1 buah plat beton berpori setiap variasi. beton berpori dibuat dengan variasi penggantian agregat kasar oleh cangkang sawit sebesar 25% dan 50%, dengan pengujian terhadap kuat tekan, permeabilitas, total void, densitas, dan kuat tarik belah pada umur 7 dan 28 hari.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi proporsi cangkang sawit, semakin rendah nilai kuat tekan dan densitas beton, sementara permeabilitas dan total void meningkat. Variasi penggantian 25% menunjukkan keseimbangan antara kekuatan mekanik dan sifat hidrologis yang lebih baik dibandingkan dengan 50%. Pada umur 28 hari variasi CS25-TP memiliki nilai kuat tekan, permeabilitas, total void, densitas, dan kuat belah masing-masing sebesar 2,028 Mpa, 1,097 cm/s, 23,907%, 1587.46 kg/m3, dan 0,444 Mpa. Dengan demikian, pemanfaatan limbah cangkang sawit sebagai bahan substitusi agregat kasar berpotensi untuk mendukung pembangunan konstruksi yang lebih berkelanjutan.
Porous concrete is an innovation in construction materials that have large pores, allowing water to seep in and reducing the risk of flooding and the heat island effect in urban areas. This study aims to utilize palm shell (CS) waste as an additional coarse aggregate in the manufacture of environmentally friendly porous concrete.In this study, using palm shells in the manufacture of porous concrete. cylindrical test objects with a diameter of 10 cm and a height of 20 cm. This study used 8 cylindrical test objects and 1 porous concrete plate for each variation. Porous concrete is made with variations of coarse aggregate replacement by palm shells of 25% and 50%, with testing of compressive strength, permeability, total voids, density, and splitting tensile strength at the age of 7 and 28 days.The results showed that the higher the proportion of palm shells, the lower the compressive strength and density of concrete, while the permeability and total voids increased. The 25% replacement variation showed a better balance between mechanical strength and hydrological properties compared to 50%. At the age of 28 days, the CS25-TP variation had compressive strength, permeability, total voids, density, and splitting strength values of 2.028 Mpa, 1.097 cm/s, 23.907%, 1587.46 kg/m3, and 0.444 Mpa, respectively. Thus, the utilization of palm shell waste as a substitute for coarse aggregate has the potential to support more sustainable construction development.