Provinsi Sulawesi Barat khususnya Kelurahan Sidodadi di Kecamatan Wonomulyo, menghadapi peningkatan timbulan sampah setiap tahun akibat
tingginya kepadatan penduduk dan aktivitas ekonomi. Minimnya Tempat Penampungan Sementara (TPS) serta sarana pengelolaan sampah
menyebabkan penumpukan, terutama di kawasan pasar ikan Wonomulyo. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi dan proyeksi timbulan sampah, kebutuhan infrastruktur pengelolaan, serta strategi penyediaan infrastruktur pengelolaan persampahan. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa timbulan sampah domestik mengalami penurunan sebesar 1,61 % pada periode 2025-2029 dan 160 % pada 2030-2034. Sebaliknya sampah non domestik meningkat sebesar 149,3 % dan 176 % pada periode yang sama. Saat ini terjadi kekurangan sarana pewadahan, pengumpulan, dan pengangkutan sampah. selain itu, pengelolaan sampah masih dilakukan secara manual oleh SATGAS, dan sebagian telah dikelola oleh KSM MATAPPA dengan dukungan partisipasi masyarakat. Strategi pengelolaan diarahkan pada peningkatan fasilitas, edukasi, penegakan aturan, serta kolaborasi antara pemerintah, masyarakat dan lembaga pengelola.
West Sulawesi Province, particularly Sidodadi Sub-district in Wonomulyo District, faces increasing waste generation each year due to high
population density and intensive economic activity. The lack of Temporary Disposal Sites (TPS)and waste management facilities has led to uncontrolled accumulation, especially in the Wonomulyo fish market area. This study aims to analyze the current condition and projection of waste generation,infrastructure needs, and strategies for providing waste management infrastructure. The research method used is descriptive quantitative. The results show that domestic waste generation decreased by 1,61 % during the 2025-2029 period and by 1,60 % during 2030-2034. Conversely, non domestic waste increased by 149,3 % and 176 % over the same periods. Currently, there is a shortage of waste containment, collection, and transportation facilities. Furthermore, waste is still being manually processed by SATGAS, while some has been managed by KSM MATAPPA with community participation. Management strategies are directed at improving infrastructure, education, law enforcement, and collaboration between government, the community, and managing institutions.