Penelitian ini dilaksanakan di KPP Pratama Majene yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap penerimaan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) tahun 2019 - 2023. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan analisis regresi linier berganda. Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi yang berasal dari data sekunder. Populasi dalam penelitian ini adalah data inflasi, nilai tukar rupiah dan laporan penerimaan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) dengan jumlah sampel sebanyak 54 amatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan Pajak Pertambahan Nilai di KPP Pratama Majene, nilai tukar rupiah secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan Pajak Pertambahan Nilai di KPP Pratama Majene. Secara simultan inflasi dan nilai tukar rupiah berpengaruh terhadap penerimaan Pajak Pertambahan Nilai di KPP Pratama Majene yang mana variabel dependen dapat dijelaskan sebesar 44% oleh variabel independennya.

This research was conducted at KPP Pratama Majene which aims to determine how inflation and the rupiah exchange rate affect VAT (Value Added Tax) revenue for 2019 - 2023. The method used in this study is a quantitative method with multiple linear regression analysis. Data collection techniques use documentation methods derived from secondary data. The population in this study is inflation data, rupiah exchange rate and VAT (Value Added Tax) receipt reports with a sample of 54 observations. The results showed that inflation partially did not have a significant effect on Value Added Tax revenue at KPP Pratama Majene, the rupiah exchange rate partially had a significant effect on Value Added Tax revenue at KPP Pratama Majene. Simultaneously, inflation and the rupiah exchange rate affect Value Added Tax revenue in KPP Pratama Majene, where the dependent variable can be explained by 44% by the independent variable