Latar Belakang: aktivitas fisik yang teratur dapat meningkatkan kesehatan jantung, menjaga berat badan, dan melancarkan peredaran darah. Namun, banyak lansia mengurangi aktivitas fisiknya karena usia, kelelahan, atau masalah kesehatan, sehingga meningkatkan risiko hipertensi. Selain itu, kualitas tidur yang buruk dapat memicu peningkatan tekanan darah karena berpengaruh pada hormon stres dan sistem saraf.
Tujuan: untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dan kualitas tidur dengan tekanan darah lansia hipertensi usia 60-74 tahun di Kelurahan Baurung.
Metode: penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel terdiri dari 30 lansia hipertensi yang dipilih dengan teknik total sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner Aktivitas Fisik (IPAQ) dan Kualitas Tidur (PSQI). Analisis dilakukan dengan uji korelasi Rank Spearman.
Hasil: Sebagian besar lansia memiliki tingkat aktivitas fisik sedang, tetapi kualitas tidurnya tergolong buruk. Mayoritas memiliki tekanan darah kategori hipertensi 1. Analisis menunjukkan hubungan antara aktivitas fisik dengan tekanan darah sistolik (p= 0,011), hubungan aktivitas fisik dengan tekanan darah diastolik (0,024), dan hubungan kualitas tidur dengan tekanan darah sistolik (p= 0,000) serta hubungan kualitas tidur dengan tekanan darah diastolik (p= 0,000).
Kesimpulan: Aktivitas fisik dan kualitas tidur berhubungan dengan tekanan darah lansia hipertensi. Oleh karena itu, lansia disarankan tetap aktif dan menjaga pola tidur agar tekanan darah stabil. Petugas kesehatan perlu memberikan edukasi tentang gaya hidup sehat. Lansia yang bekerja sebagai nelayan juga perlu memperhatikan pola makan, terutama mengurangi konsumsi garam, untuk menjaga kesehatan jantung dan tekanan darah.
Background: Regular physical activity can improve heart health, maintain body weight, and promote blood circulation. However, many elderly individuals reduce their physical activity due to age, fatigue, or health issues, increasing the risk of hypertension. In addition, poor sleep quality can trigger an increase in blood pressure as it affects stress hormones and the nervous system.
Objective: To determine the relationship between physical activity and sleep quality with blood pressure in hypertensive elderly individuals aged 60-74 years in Kelurahan Baurung.
Methods: This study is a quantitative research with a cross-sectional approach. The sample consists of 30 hypertensive elderly individuals selected using a total sampling technique. Data were collected using the Physical Activity Questionnaire (IPAQ) and the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Analysis was performed using the Spearman Rank correlation test.
Results: Most elderly individuals have a moderate level of physical activity, but their sleep quality is classified as poor. The majority have blood pressure in the hypertension stage 1 category. Analysis shows a relationship between physical activity and systolic blood pressure (p = 0.011), a relationship between physical activity and diastolic blood pressure (p = 0.024), a relationship between sleep quality and systolic blood pressure (p = 0.000), and a relationship between sleep quality and diastolic blood pressure (p = 0.000).
Conclusion: Physical activity and sleep quality are related to blood pressure in hypertensive elderly individuals. Therefore, elderly individuals are advised to remain active and maintain a proper sleep pattern to stabilize blood pressure. Healthcare workers need to provide education on a healthy lifestyle. Elderly individuals working as fishermen also need to pay attention to their diet, particularly by reducing salt intake, to maintain heart health and blood pressure.