Tingginya cemaran mikroba pada bahan makanan menunjukkan rendahnya higienitas dan dapat memengaruhi kesehatan konsumen. Daging sapi sebagai produk pangan yang rentan, mudah terkontaminasi mikroba selama proses pemotongan, pengangkutan, dan penjualan jika tidak menerapkan hygiene dan sanitasi yang baik. Keamanan daging sapi sangat penting untuk memastikan keamanan produk olahannya, seperti bakso dan soto, yang umum dikonsumsi
masyarakat. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi tingkat cemaran bakteri coliform pada daging sapi yang dijual di pasar tradisional Kabupaten Polewali Mandar dengan metode deskriptif kuantitatif menggunakan sampel dari 8
pedagang. Pengujian dilakukan dengan media BEC (Briliance E.coli Coliform) untuk menghitung jumlah coliform dan metode MPN (Most Probable Number) menggunakan media LSTB (Lauryl Sulfate Tryptose) dan BGLBB (Briliant
Sulfate Tryptose Broth). Hasil penelitian menunjukkan semua sampel dari 8 pedagang memiliki cemaran mikroba melebihi batas yang ditetapkan BSNI 2897:2009, yaitu 1×10² cfu/g. Pada uji MPN, seluruh sampel berada di atas batas tersebut, sedangkan uji hitung cawan tertinggi pada sampel P5 sebesar 5,72×10⁷ cfu/g. Dapat disimpulkan bahwa seluruh daging sapi yang dijual di pasar tradisional Kabupaten Polewali Mandar terkontaminasi bakteri coliform di atas ambang batas yang ditentukan, Hal ini dikarenakan pedagang daging sapi tidak
menerapkan praktek hygiene dan sanitasi yang baik.

The high level of microbial contamination in foodstuffs indicates low hygiene and can affect consumer health. Beef as a vulnerable food product, is easily contaminated with microbes during the slaughter, transportation, and sales process if good hygiene and sanitation are not implemented. The safety of beef is very
important to ensure the safety of processed products, such as meatballs and soto, which are commonly consumed by public. This study aims to evaluate the level of coliform bacteria contamination in beef sold in traditional market of Polewali Mandar Regency using a quantitative descriptive method using samples from 8
traders. The test was carried out with BEC (Briliance E.coli Coliform) media to calculate the number of coliforms and the MPN (Most Probable Number) method using LSTB (Lauryl Sulfate Tryptose) and BGLBB (Briliant Sulfate Tryptose Broth) media. The results showed that all samples from 8 traders had microbial
contamination exceeding the limit set by BSNI 2897:2009, which was 1×10² cfu/g. In the MPN test, all samples were above that limit, while the highest cup count test in the P5 sample was 5,72×10⁷ cfu/g. It can be concluded that all beef sold in the traditional market of Polewali Mandar Regency is contaminated with coliform bacteria above the specified threshold, this is because beef traders do not implement good hygiene and sanitation practices.