Arab Saudi merupakan produsen minyak terbesar di dunia setelah Amerika Serikat, negara ini berhasil memproduksi minyak 12.144.000 barel per hari pada tahun 2022, selain itu hampir sebagian besar pendapatan negaranya bersumber dari ekspor-impor minyak dan gas. Hal inilah yang membuat Arab Saudi sangat bergantung pada minyak dan gas. Kondisi ini tentunya tidak baik mengingat sumber daya alam bisa saja habis dan harga minyak yang mengalami fluktuatif. Untuk mengatasi kondisi tersebut Raja Arab Saudi berupaya mengurangi ketergantungan negaranya pada minyak melalui konsep modernisasi yang dikenal Saudi Vision 2030. Arab Saudi berupaya lebih terbuka dalam kerja sama seperti foreign direct investment di berbagai negara dan megembangkan potensi sumber daya manusia serta pengembangan industri pariwisata religi. Hal ini sejalan dengan konsep Saudi Vision melalui tiga pilarnya, yaitu : a vibrant society, a thriving economy, dan an ambition
nation. Kebijakan dalam mengurangi ketergantungan pada minyak tentunya tidak hanya akan berdampak pada Arab Saudi saja, melainkan juga berdampak pada negara-negara yang bermitra dengannya, seperti Indonesia. Hal ini dikarenakan Arab Saudi dan Indonesia menjalin kerja sama sejak tahun 1950-an. Untuk mengetahui sejauh mana dampak yang dirasakan oleh Indonesia pasca modernisasi Arab saudi, maka melalui penelitian ini penulis menganalisis mengenai dampak modernisasi Arab Saudi terhadap kerja sama bilateral Arab Saudi dan Indonesia dengan
menggunakan data sekunder yang diperoleh melalui jurnal, artikel, maupun berita online. Kemudian dijelaskan secara deskriptif dan dianalisa lebih jauh secara kualitatif. Penelitian ini juga menggunakan teori modernisasi dan konsep kerja sama bilateral. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa modernisasi Arab Saudi berdampak pada kerja sama Arab Saudi dengan Indonesia, hal ini terlihat dari
beberapa perluasan kerja sama antar kedua negara yang tidak hanya berfokus pada sektor minyak dan gas namun juga mulai merambah ke ranah pertanian sejak adanya Saudi Vision 2030.