Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh abu sekam padi sebagai bahan tambah dan pengganti semen 10%, serta air laut terhadap kuat tekan dan porositas mortar pada umur 7, 28, dan 56 hari. Metode yang digunakan adalah uji eksperimental mengacu pada SNI dan literatur terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umur 7 hari, mortar tanpa abu sekam padi (N-ST) memiliki kuat tekan tertinggi (24.67 MPa), sedangkan mortar dengan abu sekam padi (GXA-ST dan GA-ST) lebih rendah. Pada umur 28 dan 56 hari, mortar GXAST menunjukkan peningkatan kuat tekan (30.45 MPa dan 36.82 MPa), sementara GA-ST memiliki kuat tekan terendah (25.53 MPa dan 28.96 MPa). Porositas pada
umur 28 hari menunjukkan GA-ST memiliki porositas tertinggi (27.98%), dan GXA-ST terendah (23.47%). Pada umur 56 hari, GA-ST memiliki porositas tertinggi (21.68%), diikuti GXA-ST (19.40%) dan N-ST (39.01%). Abu sekam padi sebagai bahan tambah (GXA-ST) efektif meningkatkan kekuatan tekan dan mengurangi porositas, sementara sebagai pengganti semen (GA-ST) memperlambat kekuatan tekan dan meningkatkan porositas. Secara keseluruhan, abu sekam padi lebih efektif sebagai bahan tambah dalam meningkatkan kekuatan tekan dan mengurangi porositas, serta berpotensi mengurangi dampak pencemaran lingkungan, sementara air laut dapat menjadi alternatif sumber daya untuk mortar.