Pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat menjadi alasan banyaknya pembangunan gedung di Indonesia. Bangunan gedung yang digunakan untuk
berbagai aktifitas dari waktu ke waktu semakin meningkat. Estetika dan kelengkapan fasilitas bangunannya menggambarkan aktifitas dan penghuninya. Kenyamanan bangunan penting bagi penghuninya yang menjadi persyaratan yang harus dipenuhi selama bangunan digunakan. Perawatan elemen bangunan pasca konstruksi merupakan salah satu bagian dari proses konstruksi yang memiliki sebuah peranan penting untuk menjamin usia suatu konstruksi bangunan. Pengujian dengan cara non-destructive yaitu pengujian yang dilakukan tanpa merusak benda uji, dimana pelaksanaannya dapat dilakukan ditempat kerja (insitut), dan hasilnya berupa data kekuatan beton yang bersifat perkiraan kurang
lebih 80%. Metode yang digunakan pada pengujian ini dengan alat Concrete Hammer Test. Hammer Test adalah salah satu alat yang bersifat tidak merusak bangunan. Berdasarkan hasil uji hammer test yang telah dilakukan beberapa elemen bangunan, maka sesuai dengan ASTM C805-02 didapatkan hasil yaitu pada bangunan Rumah Susun Polres Mamuju perkiraan kuat tekan beton terkoreksi yang dimiliki oleh bangunan ini adalah bangunan dengan kuat tekan normal, hal ini didapatkan dari nilai rata-rata dari elemen kolom yaitu fc 24,2 MPa atau sama
dengan 246,7 Kg/cm2 , dan rata-rata dari elemen balok yaitu fc 31,9 MPa atau sama dengan 325,3 Kg/cm2 . Seperti yang diketahui syarat kuat tekan beton berdasarkan SNI 1726-2019 untuk bangunan gedung tahan gempa yakni K300 atau sama dengan fc 24.90 MPa. Maka dari itu dari hasil yang diperoleh pada penelitian ini pada elemen balok sudah masuk kedalam standar mutu beton k300 sedangkan pada elemen kolom masuk kedalam mutu beton K250 tetapi hal ini masih belum memenuhi persyaratan SNI untuk bangunan gedung tahan gempa.