Taiwan menjadi negara pertama di Asia yang mengesahkan undangundang pernikahan sesama jenis pada 17 Mei 2019, dua tahun setelah Mahkamah
Konstitusi Taiwan (Judicial Yuan) mengeluarkan Interpretasi No. 748. Pengesahan undang-undang ini dipandang oleh komunitas LGBT Taiwan sebagai sebuah kemenangan besar serta perkembangan yang signifikan di Asia pada masa itu. Penelitian ini, berjudul "Analisis Faktor Legalisasi Pernikahan Sesama Jenis di Taiwan 2019", bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis bagaimana komunitas dan kelompok LGBT di Taiwan memperjuangkan perlindungan hukum dan memperoleh hak-hak yang mereka cita-citakan. Penelitian ini menggunakan
teori Class Action dan teori Gerakan Sosial sebagai landasan teoritis. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa legalisasi pernikahan sesama jenis di Taiwan dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu: 1). Faktor Internal, yang mencakup: Gerakan organisasi dan aktivisme LGBT dalam negeri; dan, regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah Taiwan. Kemudian, 2). Faktor Eksternal, yang mencakup: Pendanaan internasional; lalu, Tekanan internasional dan pengaruh global. Metodologi yang diterapkan adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan
menganalisis data sekunder yang berasal dari jurnal, laporan, dokumen resmi, dan berbagai media lainnya.