Masalah gizi di Indonesia yang sedang menjadi perhatian pemerintah yaitu stunting. Pemerintah berupaya untuk menurunkan prevalensi stunting hingga mencapai standar yang ditetapkan oleh WHO yaitu kurang dari 20%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Bambang tahun 2024. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional dengan desain cross sectional. Penelitian dilakukan di 2 desa yang menjadi lokus stunting dengan jumlah populasi 59 balita. Pengambilan sampel menggunakan metode total sampling dimana semua populasi dijadikan sebagai sampel penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan wawancara dengan analisis data statistik menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting adalah pola pemberian makan (p-value = 0,014), tingkat pendidikan ibu (p-value = 0,025), pengetahuan ibu (p-value = 0,033), dan riwayat pemberian ASI eksklusif
(p-value = 0,024). Sedangkan riwayat penyakit infeksi (p-value = 0,056) tidak berhubungan dengan kejadian stunting. Variabel pendapatan keluarga tidak bisa dilakukan uji statistik karena variabel konstan atau tidak memiliki variasi. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu pola pemberian makan, tingkat pendidikan ibu, pengetahuan ibu dan riwayat pemberian ASI eksklusif berhubungan dengankejadian stunting. Sedangkan riwayat penyakit infeksi tidak berhubungan dengankejadian stunting.