Sekitar 30% produksi dalam rantai pasok terbuang percuma dan lebih banyak terjadi food loss di rantai produksi, begitu juga yang terjadi di P4S Cahaya Duta Palili salah satu produsen yang memproduksi tepung sagu mengalami kehilangan hasil pasca panen sagu pada tahap produksi, yang tadinya dapat meningkatkan persediaan pangan, sehingga dari permasalahan tersebut diharapkan dapat menagani kehilangan hasil pada tahap produksi dan adanya upaya untuk mengatur manajemen rantai pasok agar lebih efisien. Penelitian ini dilakukan di P4S Cahaya Duta Palili dimulai bulan juni 2022 sampai januari 2023. Adapun tujuan penelitian ini bertujuan (1)untuk menganalisis aliran informasi, aliran produk dan aliran keuangan (2) untuk menganalisis perkiraan food loss dari sagu (3)menganalisis perkiraan nilai kerugian dari food loss di P4S Cahaya Duta Palili. Metode analisis yang digunakan adalah deskripsi kualitatif dan analisis kuantitatif dengan mengunakan teknik analisis data yaitu margin pemasaran dan perhitungan kehilangan pangan. Adapun hasil penelitian ini adalah pelaku rantai pasok yaitu petani, P4S Cahaya Duta Palili, Toko Sabar Jaya Rempah dan konsumen. Rantai pasok ini belum berjalan berkesinambungan karena rantai pasok terkait aliran informasi pada rantai pasok petani dan P4S Cahaya Duta Palili belum berjalan dengan lancar sehingga dapat mempengaruhi aliran produk dan
aliran keuangan. Walaupun aliran keuangan dan produknya sudah berjalan dengan lancar dan margin keuntungan tertinggi terdapat pada rantai pasok P4S Cahaya Duta Palili dikarenakan P4S Cahaya Duta Palili mengelolah sagu menjadi tepung sagu sehingga meningkatkan nilai tambah pada produk tersebut. Untuk hasil
Penelitian dari food loss menunjukan bahwa kehilangan sagu terjadi pada seluruh proses tahapan dengan kehilangan terbesar pada proses pengilingan dan total kehilangan 1.063,256 Kg. Perkiraan nilai kerugian sagu di P4S Cahaya Duta Palili Rp 15.948.483, sehingga diperlukan berbagai upaya untuk mengurangi kerugian tersebut