Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Search, Solve, Create and Share (SSCS) lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran langsung (direct learning) di kelas IX MTs Negeri 2 Majene. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan bentuk pretest-posttest control group design. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri 2 Majene tahun pelajaran 2024/2025, dimana kelas IX B sebagai kelas eksperimen dan kelas IX A sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data meliputi pemberian tes, lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran oleh guru dan lembar observasi aktivitas siswa. Kemudian data penelitian dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial dengan bantuan program SPSS 26 for windows. Analisis statistik deskriptif dengan hasil skor rata-rata posttest kemampuan berpikir kritis matematis siswa untuk kelas eksperimen sebesar 82,30 sedangkan untnuk kelas kontrol diperoleh skor rata-rata posttest sebesar 56,78. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran SSCS lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran langsung (direct learning). Sedangkan untuk analisis uji hipotesis yang digunakan adalah uji-t (independent sample t-test) dengan nilai signifkansi untuk kemampuan berpikir kritis matematis siswa sebesar yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kemampuan
berpikir kritis matematis siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Search, Solve, Create and Share (SSCS) lebih tinggi dibandingkan dengan kemmpuan berpikir kritis matematis siswa yang diajar menggunakan model
pembelajaran langsung (direct learning).