Wisata hutan mangrove di desa binanga merupakan daerah pantai Lingkungan permukiman yang berada di dekat daerah estuari pantai menyebabkan lokasi tersebut rawan akan bencana seperti abrasi, gangguan angin laut, ancaman intruksi air laut dan ancaman gelombang tsunami. Hal ini telah berhasil menarik perhatian banyak pihak antara lain dari lembaga sosial masyarakat dan pemerintah untuk bergabung dan memberikan kontribusi dalam kegiatan mangrove ini. Keberadaan mangrove di lokasi ini memberikan pengaruh terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakat setempat. Wilayah ini potensial di kembangkan menjadi obyek alam yang menarik sekaligus sebagai wahana pendidikan khususnya bagi pelajar, dan sebagai mata pencaharian bagi masyarakat sekitar wisata hutan mangrove untuk memperbaiki kondisi ekonomi. Pengembangan wisata hutan
mangrove sangat diperlukan untuk meningkatkan baik pendapatan ekonomi maupun kondisi sosial masyarakat. Namun semua hal ini tidak terlepas dari penilaian, pertimbangan dan analisis lingkungan yang baik bagi masyarakat tanpa harus memberikan dampak buruk bagi hutan mangrove yang telah ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk pengembangan wisata hutan mangrove dan untuk mengetahui persepsi masyarakat mengenai dampak pengembangan wisata hutan mangrove di Desa Binanga Kecamatan Sendana Kabupaten Majene. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa bentuk pengembangan yang ada di Desa Binanga terbagi dalam 3 aspek antara lain Pengelolaan, Pemeliharaan dan Infrastruktur. Adapun persepsi masyarakat menunjukkan bahwa index persepsi sebelum pengelolaan 62,5 persen dengan index interprestasi sedang. sedangkan setelah pengelolaan 95 persen dengan index interprestasi tinggi. Index persepsi pada aspek pemeliharaan sebelum 58 persen sedangkan setelah 93,2. Untuk index persepsi pada aspek infrastruktur sebelumnya menduduki kategori sedang dengan tingkat persentase 52,3 persen sedangkan setelah infrastruktur 91,5 persen dengan index interprestasi tinggi. Dari hasil penelitian ini dampak pengembangan wisata hutan mangrove mengalami peningkatan dari ketiga aspek yang dikaji. Dengan demikian, masyarakat mempunyai harapan kedepannya dalam upaya pengembangan wisata menjadi lebih baik lagi dan berkelanjutan